GTN.COM, Garut – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia bekerja sama dengan _United Nations Population Fund (UNFPA)_ Indonesia mengadakan coaching selama tiga hari, mulai Rabu (21/8/2024) hingga Jumat (23/8/2024). Acara ini diikuti oleh 25 Tenaga Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Garut, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menangani kekerasan berbasis gender.
Pembukaan acara berlangsung di Ruang Rapat Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Garut dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Rahmat Wibawa. Dalam sambutannya, Rahmat menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari ujicoba perlindungan perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender (KBG) yang sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Garut.
Ditunjuknya Garut sebagai salah satu lokasi pilotting untuk _coaching_ ini menjadi kebanggaan tersendiri. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan para pendamping dalam menangani kasus kekerasan.
Rahmat juga mengungkapkan rencana Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut untuk mengadakan pelatihan bagi guru Bimbingan Konseling (BK), mengingat banyaknya kasus kekerasan, seperti bullying, di lembaga pendidikan. Pelatihan ini diharapkan dapat menyelaraskan pemahaman guru BK dengan amanah Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 2 Tahun 2022.
“Dan mudah-mudahan ini berkelanjutan, Garut juga insha Allah Kabupaten Garut dalam hal ini Dinas PPKBPPPA mau melakukan satu training buat guru-guru BK,” ujar Rahmat.
Ia berharap dukungan dari Kemen PPPA dan UNFPA Indonesia ini tidak hanya sebatas _coaching_ saja, tapi juga membantu Kabupaten Garut untuk meningkatkan langkah preventif terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Harapannya ini betul-betul tenaga layanan perlindungan perempuan dan anak yang ada di UPT itu betul-betul profesional,” harapnya.
Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPPA RI, Ratna Susianawati, yang hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa coaching ini akan membahas berbagai praktik dan langkah-langkah optimal dalam penyelenggaraan layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Menurut Ratna, isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan prioritas nasional yang harus terus ditingkatkan hingga level provinsi dan kabupaten/kota.
“Indonesia memiliki komitmen kuat untuk memastikan perlindungan hak perempuan dan anak dari kekerasan, sejalan dengan berbagai komitmen internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah,” jelas Ratna.
Takeda Project Manager UNFPA Indonesia, Ria Ulina, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pilar penanganan KBG yang dikerjasamakan antara pihaknya dan Kemen PPPA. Ria menjelaskan bahwa coaching ini bertujuan untuk merefleksikan peran dan tantangan yang dihadapi para tenaga layanan perlindungan di lapangan.
“Merefleksikan kembali apakah sudah cukup kita punya SOP atau tidak misalnya begitu, lalu bagaimana alur koordinasi dengan mitra-mitra OPD terkait, apa tantangan yang kita hadapi,” papar Ria.
Selama tiga hari pelaksanaan, para peserta coaching juga berkesempatan untuk berdiskusi dan meminta masukan dari para pakar yang difasilitasi oleh Kemen PPPA dan UNFPA, demi mengoptimalkan peran mereka dalam perlindungan perempuan dan anak di Kabupaten Garut.
“Kami berharap setelah coaching ini, UPTD PPA Garut dapat semakin baik dalam manajemen kasus KBG dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam mendorong mereka untuk lebih berani melapor,” ujar Ria. (Asopian)