GTN.COM, Garut – Kabupaten Garut menjadi lokasi kunjungan lapangan 37 peserta pelatihan Jabatan Fungsional Perencana (JFP) Tingkat Pertama yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bekerja sama dengan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Kegiatan ini berlangsung di Aula Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (6/8/2024).
Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan ini dan akan memanfaatkannya untuk memperkaya alternatif kebijakan publik dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Garut, karena menurutnya melalui kunjungan lapangan ini para JFP Kemenkes akan memotret Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, khususnya terkait upaya pemerintah daerah dalam mengatasi stunting.
“Potret ini nanti hasilnya akan dirumuskan dan didiskusikan. Kemudian, akan menjadi rekomendasi yang bermanfaat untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Garut guna menurunkan angka stunting secara optimal,” ujar Didit.
Didit berharap kegiatan ini menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah dalam menekan angka stunting. Menurutnya, bantuan potret dari para peserta pelatihan akan memperkaya strategi intervensi stunting yang telah dilakukan.
Di sisi lain, Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi ASN (P2KASN) Kemenkes RI, Dwi Meilani, mengapresiasi Pemkab Garut yang menerima kunjungan ini dengan hangat. Dwi menjelaskan, peserta pelatihan adalah JFP yang sedang menjalani pelatihan untuk menjadi perencana pertama, dengan bantuan dari Bappenas dan Unpad.
Pihaknya memilih Kabupaten Garut karena banyak praktik baik dalam penanganan stunting yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Garut.
“Maksud dan tujuannya yang pertama meningkatkan kompetensi teman-teman dulu nih para perencana karena ini adalah bentuknya pelatihan,” jelas Dwi.
Selain itu, kegiatan ini memberikan juga kepada peserta sudut pandang yang berbeda bagaimana mengatasi sebuah permasalahan, sehingga dengan kegiatan ini dapat membangun jejaring antara pusat dan daerah untuk bersinergi dalam penanganan stunting di masa depan.
Ketua Program (Prodi) Magister Ekonomi Terapan (MET) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unpad, Bayu Kharisma, juga menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat merasakan langsung proses perencanaan di daerah dan mengimplementasikan teori yang didapatkan dalam kelas.
“Mereka tidak hanya menerima konsep perencanaan di kelas, tetapi juga menerapkannya untuk mengatasi masalah seperti stunting, pengangguran, inflasi, dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut,” tandas Bayu. (Asopian)