GARUTTERKININEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Garut resmi memulai rehabilitasi drainase dan jalan di Pasar Rakyat Guntur, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Rehabilitasi tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama atau _Ground Breaking_ yang dilaksanakan pada Jumat (1/8/2025).
Anggota DPRD Garut Fraksi Gerindra Asep Mulyana mendukung atas rehabilitasi drainase dan jalan pasar rakyat guntur.
“Ya saya mendukung pemerintah setempat menciptakan pasar yang nyaman, baik bagi para pembeli maupun pedagang.,” katanya usai mengikuti acara ground breaking.
Sementara itu Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menjelaskan bahwa rehabilitasi ini merupakan respons terhadap masalah-masalah yang selama ini menghambat operasional pasar. Kondisi becek, jalan yang rusak, serta penataan pedagang kaki lima yang tidak teratur, sering kali membuat pengunjung enggan datang.
”Kami melihat kondisi Pasar Ciawitali (nama lain Pasar Guntur) relatif kurang kondusif. Drainase seringkali becek, jalanan tidak bagus, dan akses terhambat karena dimanfaatkan oleh PKL. Ini yang kita khawatirkan akan menghambat datangnya pengunjung,” ungkapnya.
Bupati Garut berharap rehabilitasi ini dapat menjadikan Pasar Guntur sebagai pasar yang representatif, dengan infrastruktur yang baik, drainase yang berfungsi, jalan yang mulus, serta penataan pedagang yang lebih tertata.
”Kami ingin Pasar Ciawitali ke depan menjadi pasar yang representatif, infrastrukturnya baik, drainasenya bagus, jalannya bagus, kemudian juga pedagangnya bisa diatur dengan baik sehingga orang datang senang untuk bisa berkunjung ke Pasar Ciawitali,” tambahnya.
Syakur juga menyoroti kapasitas Pasar Guntur yang sudah _over capacity_ sejak dibangun pada tahun 1985. Dengan luas lahan 3,3 hektare dan jumlah pedagang mencapai 3.000 orang, ia mengakui perlunya perluasan atau relokasi pasar di masa mendatang.
”Ini menurut saya sudah over capacity. Dalam jangka panjang, kita harus memikirkan perluasan pasar atau relokasi penambahan pasar di tempat yang lebih representatif,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Garut juga berencana untuk memperketat regulasi pendirian pasar-pasar modern. Langkah ini diambil untuk menciptakan persaingan yang lebih adil antara pasar modern dan pasar tradisional.
”Di satu sisi pasar modern mendorong investasi, tapi di sisi lain juga menjadi pesaing yang tidak seimbang dengan pasar tradisional. Kita akan cek lagi seperti apa supaya lebih fair,” jelasnya.
Selain revitalisasi Pasar Guntur, pemerintah juga telah mengajukan proposal ke pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Cikajang pada tahun 2026. Revitalisasi pasar desa juga akan dilakukan secara bertahap.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, menjelaskan secara rinci tentang pekerjaan yang akan dilakukan. Ia menuturkan, bahwa Pasar Guntur telah berdiri sejak 1985, dengan luas lahan 33.000 m² dan luas bangunan 28.000 m².
”Dengan jumlah sarana perdagangan yang dapat kami inventarisir saat ini terdiri dari 1.909 kios dan 1.116 los dan 1.022 PKL, pedagang _existing_ yang menempati pasar guntur berjumlah 3.010 pedagang dan pasar ini tidak hanya menjadi tempat jual beli tetapi juga menjadi ruang hidup ribuan pedagang dan pengunjung setiap harinya,” ungkapnya.
Ia memaparkan, rehabilitasi drainase akan dilakukan sepanjang 2.400 meter dengan nilai kontrak 779 juta rupiah dan target pengerjaan 120 hari kalender. Sementara itu, rehabilitasi jalan pasar sepanjang 384 meter menelan biaya 674 juta rupiah dengan durasi pengerjaan 90 hari kalender.
Ridwan memastikan bahwa seluruh tahapan pekerjaan akan diawasi secara profesional. Untuk memastikan transparansi dan kualitas, Disperindag ESDM juga telah meminta pendampingan dari Kejaksaan Negeri Garut dan Inspektorat Daerah Kabupaten Garut untuk melakukan audit.
”Kami akan pastikan bahwa seluruh tahapan ini diawasi secara profesional dan partisipatif. Ini bukan hanya urusan teknis, tapi langkah konkret untuk mewujudkan komitmen Bapak Bupati dalam Garut Hebat,” tutupnya.
( R Agus Sopian )