GTN.COM – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, turut serta dalam pelaksanaan Panen Raya Jagung di Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, pada Kamis (02/05/2024). Dalam acara tersebut, ia meresmikan Unit Pengolahan Pasca Panen Jagung berupa Vertical Dryer yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Barnas menyampaikan jika panen raya jagung ini merupakan momen kebahagiaan bagi para petani, karena mereka memperoleh hasil melimpah, dan potensial meningkatkan ekonomi masyarakat. Ia juga berharap Vertical Dryer ini dapat meningkatkan hasil produksi jagung di Desa Pangeureunan.
“Sebagai contoh misalnya sekarang ada _vertical dryer,_ yang tadinya kita harus bayar orang yang menggelar sekarang tidak, yang tadinya harus digulung tiap kalau ada hujan dan lain sebagainya sekarang enggak melihat cuaca lagi, otomatis waktu sudah sangat singkat, lalu kemudian pendapatan juga meningkat karena apa? tidak ada jagung busuk, kalau hujan kan berarti di gulung lagi ada afkir (tidak produktif) gitu,” ujar Barnas.
Barnas mengajak petani untuk terus mengembangkan pengetahuan mereka, termasuk dengan mempelajari praktik-praktik terbaik dari sentra-sentra jagung lainnya. Selain itu, ia mendorong petani untuk memperhatikan packaging yang menarik agar nilai jual jagung dapat ditingkatkan, selain guna menjaga ketahanannya,juga nilainya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan manual.
“Sebagai contoh ini yang untuk pakan, kebayang kalau tidak di _packing_, kehujanan, basah, busuk, terus kemudian kena lembab juga berbulu gitu ya, tapi kalau sudah disimpan di _packaging_ yang baik, itu akan bisa bertahan 6 bulan,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Garut, Haeruman, menuturkan, jika selama tahun 2023 produksi jagung pipilan kering yang dihasilkan oleh Kabupaten Garut mencapai hampir 482.916 ton atau berkontribusi terhadap 60% lebih produksi jagung di Jawa Barat. Beberapa kecamatan penghasil jagung di Kabupaten Garut, yakni Kecamatan Limbangan, Malangbong, Banyuresmi, Karangpawitan, Cikelet, Caringin, dan Kecamatan Pakenjeng.
Ia pun memaparkan pada tahun 2023 lalu, pihaknya melalui berbagai sumber anggaran telah memberikan berbagai fasilitas program dan kegiatan, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten, provinsi, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendukung pengembangan kawasan korporasi jagung, mulai dari fasilitas bantuan benih dan sarana produk jagung hibrida seluas 9.497 hektare, pemberian 1 unit _vertical dyer_ jagung berkapasitas 10 ton, hingga pembangunan prasarana, salah satunya adalah jalan usaha tani.
Tahun ini, sebut Haeruman, pihaknya mengupayakan memberikan fasilitas bantuan benih jagung hibrida untuk areal seluas 15 ribu hektar, dan untuk tanaman padi seluas 13 ribu hektar di seluruh Kabupaten Garut.
“Untuk tahap pertama telah dilaksanakan penyaluran terhadap kelompok tani dengan luasan bantuan mencapai 2.605 hektare,” tutur Haruman.
Selain itu, imbuh Haeruman, pada tahun ini pihaknya menargetkan melaksanakan pembangunan jalan usaha tani sekira sepanjang 21,682 kilometer, yang diharapkan mampu meningkatkan akses terhadap mobilisasi pengangkutan sarana produksi ke areal lahan, maupun hasil produksi dari kebun ke sentra-sentra pengumpulan.
Di tempat yang sama, Camat Limbangan, Guriansyah Sukiran, mengatakan, dari 14 desa yang ada di Kecamatan Limbangan, sebanyak 9 desa turut berkontribusi terhadap produksi jagung di Kabupaten Garut.
Tak hanya jagung, beberapa komoditas lain yang menjadi unggulan di Kecamatan Limbangan, seperti padi, palawija, hingga kunyit yang menjadi pendukung terhadap program pertanian.
Guriansyah mengungkapkan, Desa Pangeureunan betul-betul terfokus pada pertanian jagung, dari keseluruhan 4 ribu hektare tanaman jagung yang ada di Limbangan, 1.200 hektare di antaranya berada di Desa Pangeureunan.
“Ini merupakan satu hal yang mudah-mudahan sesuai dengan keinginan kita bersama, bahwa khususnya ketersediaan pangan dapat terwujud di Kabupaten Garut,” tandasnya.